Kamis, 29 November 2012

REHABILITASI SEKOLAH AMAN !


REHABILITASI SEKOLAH AMAN !

DAK 2012 akhirnya cair juga, pelaksanaan Rehabilitasi Sekolah Dasar diseluruh kota Bandung dimulai, tepatnya dipertengahan bulan Nopember minggu ketiga.
Dalam pelaksanaan rehab, umumnya dilapangan sudah terkondisikan bahwa DED dan RAB yang harus dipakai adalah yang direncanakan oleh Konsultan Disdik, sedangkan yang dari program Safe School dipakai jika dimungkinkan!, “Sebenarnya para Kepala Sekolah dan pelaksana dilapangan umumnya siap melaksanakan dan mengikuti seluruh aturan dari program Safe School, dalam hal ini Rehab sekolah dengan konsep sekolah aman dalam segi struktural, dimana rehab sekolah diprioritaskan untuk memperkuat struktur bangunan ‘Retrofit’ supaya bangunan aman dan tahan terhadap goncangan jika terjadi bencana gempa bumi, baik gempa tektonik maupun vulkanik. Mereka mengatakan bakal cukup tidak dananya!”.
Bahkan salah seorang konsultan dinas mengatakan dari perencanaan yang mereka buat belum tentu dan hampir dipastikan tidak akan sesuai dengan DED dan RAB, katanya hal itu dilakukan untuk menutupi biaya-biaya Non Teknis!, biaya entertaimen dan lain-lain, dengan hal-hal tersebut dapat dipastikan pekerjaan pendamping Teknik program safe school dari segi struktural dan non struktural  akan bekerja lebih keras!.  
Mudah-mudahan dengan teknik loby dan negosiasi serta terus menerus memberikan pemahaman tentang pentingnya sekolah aman dalam segi struktural yang lebih optimal terhadap kepala sekolah, Tim pelaksana rehab (Panitia Rehab, Tim Teknis Sekolah, Mandor dan Tukang), supaya dalam pelaksanaan rehab  mengikuti DED dari program safe school, dengan niat tulus insya Allah bisa maksimal hasilnya!.
Retrofitting struktur bagian kolom ke pondasi plat beton (SDN CIJEROKASO Kota Bandung)


                 Retrofitting struktur kolom (Jacketing) : (SDN CIJEROKASO Kota Bandung)

 
“Apa keuntungan bagi Kami pihak sekolah, jika mekanisme pembangunannya swakelola”
“Aneh dikasih uang untuk bensin tidak mau, beuner iyeu teh ?”           
”Penting sosialisasi dan pelatihan utk tukang bangunan, tentang bangunan tahan gempa”

Senin, 29 Oktober 2012

Pungli ; kehawatiran komunitas sekolah



Pungli ; kehawatiran komunitas sekolah

Dari Pengalaman yang lalu, masih ada kehawatiran adanya potongan potongan  dari anggaran baik itu DAK ataupun bantuan lain dari pihak pemerintah, walaupun skema pembangunannya adalah swakelola, apalagi sistemnya kontraktual. Padahal dana dicairkan lansung ke rekening sekolah.
Pungutan liar (pungli) kemungkinan akan terjadi kembali, dalam program bantuan dana rehabilitasi ruang kelas rusak di sejumlah sekolah dasar. Indikasi tersebut tercium setelah adanya keluhan yang disampaikan komunitas sekolah khususnya para kepala sekolah dan komite sekolah yang mengaku pernah dipungut secara liar, Pungli tersebut disinyalir dilakukan oleh sejumlah oknum berseragam!, oknum wartawan!, oknum LSM!, bentuknya bisa seperti biaya administrasi perencanaan RAB atau LPJ, jual dedet barang yang harganya tidak masuk akal.
Berdasarkan pengalaman, beberapa dari mereka mengatakan, total tarif pungutan berkisar antara 3 - 20 persen. Mereka mengatakan umumnya pungutan ada yang dilakukan sebelum proses pembangunan (rehabilitasi) dilaksanakan. Jika kepala sekolah menolak, sekolah mereka yang siap diperbaiki terpaksa dicoret dari daftar penerima program rehabilitasi tersebut, atau menjadi daftar tunggu untuk tahun anggaran berikutnya. Bahkan mereka menyebutkan bahwa praktek pungli itu terjadi di hampir seluruh sekolah penerima bantuan, dan sudah lama terjadi setiap ada bantuan.
Pungutan tersebut berujung pada tidak maksimalnya pengerjaan rehabilitasi ruang kelas yang rusak di sekolah bersangkutan. Pasalnya, kepala sekolah harus mengurangi biaya rehab, karena sebagian biaya dipakai untuk memenuhi pungutan itu.
Dugaan itu harus diteliti lagi, dan kita harus memiliki azas praduga tak bersalah. Salah satu solusi yg kami harapkan Komunitas sekolah khususnya kepala sekolah mencoba loby dan negosiasi memberikan pemahaman kepada pihak pihak yang terkait (oknum dinas, oknum wartawan, oknum LSM) untuk tidak melakukan pengurangan anggaran diluar kesepakatan,  untuk itu pengawasan terhadap sekolah penerima bantuan juga perlu diperketat oleh semua elemen masyrakat.

Cara Murah Rehabilitasi Sekolah Aman



Cara Murah Rehabilitasi Sekolah Aman


Retrofit  adalah teknologi konstruksi yang menawarkan solusi lebih efektif dan efisien berupa perkuatan struktur bangunan tanpa harus membongkar bangunan, kebanyakan tukang menyebutnya dengan istilah disuntik. Melalui retrofitting, struktur bangunan sekolah yang cenderung lemah seperti pertemuan-pertemuan di fondasi, balok sloof, kolom, balok pengikat dan rangka mendapat perkuatan sehingga tahan gempa. Setiap rangka harus terpasang baik dan berhubungan antara satu dan yang lainnya (interconnected), dimana setiap tulangan harus menyambung (overlap/ penjangkaran 40D). Dengan demikian, saat dihantam guncangan, rangka tersebut bisa bergerak mengikuti gaya yang dihasilkan. “Memang akan menimbulkan bunyi, tapi tidak akan roboh”. Intinya, gempa itu menyerang titik-titik lemah struktur bangunan.  
                               
Selain struktur bangunan, persyaratan kualitas yang harus dipenuhi lainnya, mutu beton komponen struktur tidak boleh kurang dari 20 MPa (minimal K-175), struktur bawah pondasi harus diletakan pada tanah dasar yang padat, denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris dan tidak terlalu panjang, bila tidak memungkinkan maka denah bangunan harus dipisahkan dengan dilatasi.

Mayoritas bangunan sekolah di negeri ini tidak memenuhi standar keamanan dan kualitas minimal, baik dari sisi perencanaan gambar, kualitas material rendah, yang tidak memenuhi syarat pelaksanaan, umumnya berada diwilayah risiko bencana , makanya  retrofitting  menjadi hal yang penting.

Kelemahan retrofitting upah kerja retrofit lebih tinggi dibandingkan harsat yang dikeluarkan PU setempat, biaya estimasi tidak pasti.  

Kelebihan retrofitting biaya murah, waktu lebih cepat, mudah dikerjakan, DED  retrofit sederhana dan mudah dimengerti oleh tukang, menghilangkan sumber-sumber kelemahan pada struktur, meningkatkan kekakuan dan kekuatan, konon dapat memperpanjang masa hidup bangunan hingga 25 – 50 tahun, itupun jika pelaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan aturan.

Untuk gempa skala besar, kita terima kerusakan tetapi tidak roboh. Kalau membuat bangunan yang mampu menahan gempa besar maka strukturnya akan sangat mahal.

Rabu, 15 Agustus 2012

DOKUMENTASI KEGIATAN SS M2













Rencana yang diajukan 4 Paket                                                                                          













                                                    Rencana yang diajukan 6 Paket


Hasil kajian sementara berdasarkan opini dan fakta dari berbagai diskusi dan wawancara dengan pihak terkait, baik Struktural maupun Non Struktural umumnya masalah Kerentanan cukup tinggi sedangkan Kapasitas SDMnya rendah.


Selasa, 14 Agustus 2012

DOKUMENTASI SAFE SCHOOL M2

 
                                                      Rencana yang diajukan 3 Paket








                                                     Rencana yang diajukan 3 Paket


Hasil kajian sementara berdasarkan opini dan fakta dari berbagai diskusi dan wawancara dengan pihak terkait, baik Struktural maupun Non Struktural umumnya masalah Kerentanan cukup tinggi sedangkan Kapasitas SDMnya rendah.

Minggu, 12 Agustus 2012

DOKUMENTASI PENDAMPINGAN SAFE SCHOOL M1



DOKUMENTASI PENDAMPINGAN SAFE SCHOOL

PENGERTIAN SEKOLAH
Umum : Sekolah yang mengakui dan melindungi hak-hak anak dengan menyediakan suasana dan lingkungan yang menjamin proses pembelajaran, kesehatan, keselamatan dan keamanan siswanya setiap saat
Khusus : Sekolah yang mampu menerapkan standar sarana dan prasarana serta budaya yang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan di sekitarnya dari bahaya ancaman
Pengertian terkait PRB : komunitas pembelajar yang berkomitmen akan  budaya aman, sehat dan sadar akan risiko, memiliki rencana matang dan mapan sebelum, saat, dan sesudah bencana, dan selalu siap merespon pada saat darurat dan bencana

DASAR PERTIMBANGAN PENERAPAN SEKOLAH
  . Mengurangi gangguan thd kegiatan pendidikan
   Tempat Belajar yang lebih aman
 Dapat dijadikan pusat kegiatan masyarakat dan merupakan sarana sosial yangsangat penting
  Dapat menjadi pusat kegiatan masyarakat dalam mengkoordinasi tanggap dan pemulihan setelah terjadi bencana
 Dapat menjadi rumah darurat untuk melindungi bukan saja populasi sekolah/madrasah tapi juga komunitas dimana sekolah berada
1.
SDN Isola 2
Jl. Gegerkalong Girang no. 12
Isola
Sukasari
2.
SDN Pasir Kaliki 96/2
Jl. Hos Cokroaminoto no. 110
Pasirkaliki
Cicendo
3.
SDN Cijerokaso 2
Jl. Sarijadi no. 73
Sarijadi
Sukasari
4.
SDN Karang Taruna 1
Jl. Halte Utara no. 149
Dungus Cariang
Andir
5.
SDN Luginasari 1
Jl. Sukagalih Komp. Polri
Cipedes
Sukajadi
6.
SDN Sukarasa 3
Jl. Pa Gatot V KPAD Gegerkalong
Gegerkalong
Sukasari
7.
SDN Dadali
Jl. Dadali no. 5
Garuda
Andir
8.
SDS GIKI
Jl. Karangsari no. 29
Pasteur
Sukajadi
9.
SDN Gunung Rahayu 4
Jl. Mentor no. 67
Sukarasa
Cicendo
10.
SDN Sukawarna 5
Jl. Sariwangi no. 1
Sukawarna
Sukajadi


Sosialisasi awal (Tim fasilitator bersosialisasi dengan para stakeholder di wilayah Kota
Pertemuan dgn pihak 30 Sekolah Kota Bandung

             





Rakor Tim Kota Bandung



Proses Pemetaan Partisipatif, Observasi Lapangan dengan menggunakan alat kaji

       
Rencana yang diajukan 2 Paket (Ruang Kelas dan Ruang Guru/ Kepala Sekolah)  



 
Rencana yang diajukan 5 Paket (Rencana untuk dua lantai)








Rencana yang diajukan 3 Paket                                                                                    





        







                                                               Rencana yang diajukan 3 Paket                                                                                    





                             Rencana yang diajukan 7 Paket                                                                                     



Rencana yang diajukan 3 Paket


Hasil kajian sementara berdasarkan opini dan fakta dari berbagai diskusi dan wawancara dengan pihak terkait, baik Struktural maupun Non Struktural umumnya masalah Kerentanan cukup tinggi sedangkan Kapasitas SDMnya rendah.